Monthly Archives: Februari 2014

Perempuan Berkerudung Merah

Untuk Kamu Yang Berkerudung Merah

Maafkan aku,
Yang, malam tadi mengendap-endap di bawah jendelamu
Berharap kau keluar dan menebarkan harum tubuhmu

Malam begitu dingin sampai-sampai aku harus membakar tanganku dengan lilin
Tapi kau tak kunjung membuka jendelamu
Padahal jantungku berdegup laksana tambur
Menyanyikan gundah gulana

Aku tahu kau juga menungguku mengetuk jendelamu
Tapi raksasa penjagamu membekap mulutmu
Dan menahanmu meneriakkan namaku

Apakah kamu juga begini
Masih mencari relung-relung palung hatiku
Saat mataku dan matamu bertemu di selat rindu
Mencoba menuai gelora-gelora asmara di samudera cinta

Atau kita akan menepi
Mengikuti arah mata angin
Dan menemukan pantai yang bisu
Tanpa riuh nelayan dan burung bangau

Lalu menanamkan hati kita di tepi garis pantai, Satu persatu
Melihatnya tumbuh, berkembang dan berbunga

Tapi kenapa kamu tidak datang?

Ketika matahari menunggu di balik bukit
Dan hamparan sawah yang menguning

Lembayung hatiku,
Menghantarkanmu,

Bidadari yang bergegas
Menjumputi selendang yang berserak di bebatuan

Bersama dinginnya kopi
Dan secangkir teh, untukmu

***

Aku masih bisu menunggumu
Berharap akulah Jaka Tarub yang tolol dan tak punya sopan santun
Lalu mencuri selendangmu dan menceritakan padamu dongeng-dongeng

***

Hampir saja persembunyianku terbongkar
Ketika purnama mengantar remaja
Mengendap ke dalam bayang-bayang

***

Sepasang cangkir teh dan kopi itu masih bisu menunggumu
Berharap purnama masih tetap remaja
Dan tanganku sekarang melepuh sisa menahan dingin tadi malam

MA

GAZA, LUKAMU ADALAH UNTUKKU JUGA

Gaz 8

Aku masih mendengar sayup-sayup suara muadzin dari rumahmu,

Gaza seperti menjerit, sesekali merintih dan bergumam

Ribuan nakhoda berduyun-duyun menjemput dan menghampirimu

Membawa kapal-kapal doa

Di lautmu, di laut yang semestinya menjadi milikmu

Tapi kau terlingkup di rumahmu sendiri, terpenjara di sudut kamarmu sendiri

Tangan-tangan jahil dan licik telah memagari halamanmu

Tanpa pintu, tanpa engsel

Telah mereka bekap mulutmu

Telah mereka ikat tanganmu

Aku masih melihat pendar-pendar cahaya dari matamu

Secuil senyum dari putra-putramu

Gaza, seperti derai-derai airmata

Yang mengolok-olok persatu tubuhan kita

Tapi tak mudah bagiku menutup lukamu

Ribuan bendera telah aku bakar

Ribuan poster telah aku acungkan

Ribuan caci maki telah aku muntahkan

Seperti mencaci diri sendiri

Seperti menampar wajah sendiri

Seperti membakar rambut sendiri

Gaza, berderap-derap aku akan datang padamu menggotong doa

Tanah dan lautmu adalah milikmu sendiri

Tapi lukamu adalah untukku juga

Aku akan datang padamu sebagai Salahudin

Membebaskan Yerussalem dan Al-Aqsa

Sampai Tersusun shaft-shaft shubuh

 

GJA, 04 Juni 2010 M/ 21 Jumadittsani 1431 H